. Kerajaan Mataram
Kuno
Kerajaan
bercorak Hindu berikutnya adalah Mataram Kuno. Kerajaan ini berdiri pada abad
ke-8 M, terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan dari kerajaan ini
tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan
prasasti tersebut, kerajaan bermula sejak masa pemerintahan Raja Sanjaya
yang diberi gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal juga
mengungkap pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelum itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat secara bijaksana. Kerajaan ini kaya padi dan emas. Oleh sebab itu, Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa.
Sebelum itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat secara bijaksana. Kerajaan ini kaya padi dan emas. Oleh sebab itu, Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa.
Peninggalan
sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno sangat banyak, diantaranya Candi Gedong
Songo, kompleks candi Dieng, dan komplek Candi Prambanan. Kehidupan rakyat
terbilang cukup makmur, dibuktikan banyaknya candi-candi.
4. Kerajaan Kediri
Pada
1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga.
Ia memiliki tiga orang anak diantaranya Sanggramawijaya, Samarawijaya, dan
Mapanji Garasakan. Pada awalnya, Airlangga memberikan tahta kepada
Sanggramawijaya. Tetapi, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia lebih memilih jalan
hidup sebagai pertapa. Sanggramawijaya dijulukiRaja Sucian atau Dyah
Kili Suci.
Namun,
Airlangga masih mempunyai 2 anak lainnya, dan ia pun membagi kerajaan menjadi
dua bagian. Hal ini bertujuan untuk menghindari perang saudara.
Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Tahun 1049, Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri.
Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Tahun 1049, Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri.
- Bameswara /Kameswara I (tahun 1115–1130 M)
- Jayabaya (1130–1160 M)
- Sarweswara (1160–1170 M)
- Aryyeswara
- Gandra
- Srungga
- Kertajaya (1200–1222 M)
Kertajaya
adalah raja terakhir Kerajaan Kediri. Ia dijuluki Dandhang Gendhis.
Akhirnya, Kertajaya terpaksa menyerahkan kerajaannya kepada Kerajaan
Singasari (Ken Arok). Peristiwa itu menandai akhir dari riwayat Kerajaan
Kediri.
Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang dituangkan tersebut mengalir menjadi Sungai Brantas.
Peninggalan Kerajaan Kediri berupa prasasti, antara lain:
Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang dituangkan tersebut mengalir menjadi Sungai Brantas.
Peninggalan Kerajaan Kediri berupa prasasti, antara lain:
- Prasasti Penumbangan (1120)
- Prasasti Hantang (1135)
- Prasasti Talan (1136)
- Prasasti Jepun (1144)
- Prasasti Weleri (1169)
- Prasasti Angin (1161)
- Prasasti Padlegan (1170)
- Prasasti Jaring (1181)
- Prasasti Semandhing (1182)
- Prasasti Ceker (1185)
Peninggalan bidang kesusastraan di
antaranya adalah:
• Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa
• Kresnayana karya Mpu Triguna
• Samanasantaka karyaMpu Managuna
• Smaradahana karya Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya karya Mpu Panuluh
• Bharatayuda karyaMpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka karya Mpu Tanakung.
• Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa
• Kresnayana karya Mpu Triguna
• Samanasantaka karyaMpu Managuna
• Smaradahana karya Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya karya Mpu Panuluh
• Bharatayuda karyaMpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka karya Mpu Tanakung.
Posting Komentar