SMAN 1 POMALAA MATERI KLS X MIA DAN X IIS KERAJAAN MATARAM KUNO



Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Lengkap Rangkuman Materi
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan yang memiliki peninggalan yang cukup banyak dan masih ada sampai sekarang, contohnya Candi Prambanan dan Borobudur. Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah dan memiliki beberapa sebutan antara lain Bumi Mataram, Kerajaan Mataram Hindu, serta Kerajaan Medang. Kerajaan Mataram Kuno dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi, meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Lawu, Perahu dan Pegunungan Sewu. Selain dikelilingi oleh Gunung-gunung tersebut Kerajaan Mataram Kuno juga banyak dialiri sungai-sungai besar, meliputi Sungai Bengawan Solo, Progo, Bogowonto, dan Elo. Kedua faktor alam ini membuat kondisi kerajaan Mataram Kuno menjadi sangat Subur.

Selama berkuasa, Kerajaan Mataram Kuno terdapat 3 dinasti atau bisa juga disebut 3 Wangsa. Ketiga wangsa tersebut antara lain Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan terakhir Wangsa Isana. Masing-masing wangsa memiliki pedoman atau pendirian berbeda-beda khususnya mengenai agama yang dianut. Wangsa Sanjaya Mataram Kuno penganut agama Hindu, semnetara Wangsa Syailendra penganut agama Buddha dan Wangsa Isana merupakan wangsa baru yang berdiri saat Mpu Sindok berkuasa.

Sanjaya merupakan tokoh pendiri Kerajaan Mataram Kuno sekaligus pendiri wangsa pertama yaitu Wangsa Sanjaya. Setelah Sanjaya wafat, kekuasaan beralih ke Rakai Panangkaran dan karena pengaruh dari luar kemudian ia menganut agama Buddha. Dengan situasi seperti ini, maka Wangsa Syailendra berdiri dan berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Setelah berakhirnya kekuasaan Wangsa Sanjaya, bukan berarti masyarakat yang menganut agama Buddha harus dipaksa untuk berpindah agama. Hal yang unik dan luar biasa pun terjadi, agama Hindu dan Buddha berkembang secara bersama di Mataram Kuno. Pembagian wilayah untuk kedua penganut agama ini pun terjadi, penganut agama Buddha tinggal di Jawa Tengah bagian Selatan dan yang menganut agama Hindu tinggal di Jawa Tengah Bagin Utara.

Setelah beberapa tahun, Wangsa Sanjaya kemudian kembali berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Hal ini dikarenakan anak dari Raja Samaratungga yang bernama Pramodawardhani menikah dengan seorang yang beragama Hindu bernama Rakai Pikatan. Dari hasil pernikahan itu, kemudian Rakai Pikatan menjadi raja Mataram dan memulai kembali Dinasti Sanjaya. Hal licik kemudian dilakukan oleh Rakai Pikatan, yaitu dengan menyingkirkan saudara Pramodawardani yang bernama Balaputradewa, ia kemudian pergi mencari perlindungan di Kerajaan Sriwijaya dan menjadi raja di kerajaan tersebut.

Description: sejarah kerajaan mataram kuno lengkap
Candi Borobudur Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Kekuasaan Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno akhirnya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa. Berakhirnya wangsa ini masih diperdebatkan oleh para ahli, terdapat juga teori yang menyatakan bahwa pada saat itu Kerajaan Mataram Kuno hancur karena bencana alam. Kekuasaan Rakai Sumba Dyah Wawa digantikan oleh Mpu Sindok. Setelah kehancuran, Mpu Sindok kemudian melangkah lebih jauh yaitu memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur dan disana ia membuat Wangsa Baru yaitu bernama Wangsa Isana 
Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno dapat kita ketahui dari peninggalan yang masih ada, yaitu berupa prasasti yang disitu tercantum angka/tahun. Prasasti yang dapat membuktikan tentang kapan waktu berdirinya kerajaan Mataram Kuno adalah prasasti Canggal. Prasasti ini ber angka tahun 732 Masehi, berisi Raja Sanjaya mengatakan bahwa terdapat raja yang memerintah di Jawa sebelum dirinya. Nama raja tersebut adalah Sanna atau Bratasena, ia merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang berhasil memisahkan kerajaannya dari Kerajaan Sunda (Masa keruntuhan Tarumanegara). Dari prasasti ini, dapat dipastikan bahwa Kerajaan Mataram Kuno berdiri  dan berkembang pada abad ke tujuh dengan raja pertamanya bernama Sanjaya (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya).

Sanjaya merupakan keponakan dari Sanna yang merupakan bekas raja Kerajaan Galuh yang telah digulingkan oleh Purbasora. Setelah digulingkan, Sanna kemudian lari ke Kerajaan Sunda dan disana ia mendapat perlindungan Raja Sunda. Nah dari sinilah Sanjaya berkembang dan menjadi penguasa, ia berhasil menaklukkan 3 kerajaan, yaitu Kerajaan Galuh, Sunda dan Kalingga. Setelah berhasil menguasai ketiga kerajaan tersebut kemudian ia memutuskan untuk membuat kerajaan baru yakni bernama Kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga : 
2. Sejarah Kerajaan Sunda Lengkap
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Seperti kerajaan lainya, sumber sejarah Kerajaan Mataram Kuno dapat kita ketahui dari peninggalannya, peninggalan tersebut berupa Prasasti dan Candi. Berikut ini beberapa prasasti dan candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Beberapa Prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno :
  • Prasasti Canggal : Sebuah prasasti yang ditemukan di desa Canggal tepatnya di halaman Candi Gunung Wukir. Prasasti ini memiliki angka tahun 732 Masehi dan huruf yang digunakan yaitu huruf pallawa bahasa sansekerta. Isi prasasti ini sudah dijelaskan diatas, monggo geser ke atas untuk disimak lagi.
  • Prasasti Mantyasih : Sebuah prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah, tepatnya Manyasih Kedu. Prasasti ini ber-angka tahun 907 Masehi dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Kuno. Isi prasasti ini adalah daftar sil-silah Raja Kerajaan Mataram dari awal sampai akhir.
  • Prasasti Kalasan : Sebuah prasasti yang ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta. Prasasti ini ber-angka tahun 788 Masehi dan menggunakan huruf pranagari dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti ini adalah menceritakan pendirian bangunan suci kepada Dewi Tara dan pendirian biara kepada Pendeta yang dilakukan oleh raja bernama Pangkaran, pendirian ini merupakan usulan dari keluarga Wangsa Syailendra.
  • Prasasti Klurak : Sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Prambanan Yogyakarta. Prasasti ini berangka tahun 782 Masehi dan ditulis dengan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta. Isi dari prasasti ini adalah mengenai pembuatan arca Manjusri yang dilakukan pada masa Raja Indera dengan gelarnya yaitu Sri Sanggamadanjaya. 
Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno :
  • Candi Prambanan
  • Candi Mendut
  • Candi Sambisari
  • Candi Mendut
  • Candi Borobudur
  • Candi Sewu
  • Candi Pawon
  • Candi Kalasan
  • Candi Ijo
  • Candi Barong
  • Candi Morangan
  • Candi Kedulan 
  • Candi Plaosan
Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno
Kehidupan politik Kerajaan Mataram Kuno terkenal dengan dua dinastinya yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra dalam perebutan pengaruh dalam pemerintahan kerajaan tersebut. Asal mula Wangsa Sanjaya dapat kita ketahui melalui prasasti Canggal (732 Masehi) menyebutkan Sanjaya merupakan keponakan Sanna. Sanjaya merupakan raja pertama yang memerintah kerajaan Mataram Kuno yang ibu kotanya di Medang. 

Selain prasasti canggal yang menceritakan kehidupan politik dan raja pertamanya, ada juga prasasti yang menyebutkan raja-raja yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno yaitu prasasti Kedu atau prasasti Mantyasih ber angka tahun 907 Masehi. Prasasti ini dibuat pada saat raja Rakai Dyah Balitung memimpin kerajaan ini. Berikut ini silsilah raja Kerajaan Mataram Kuno dalam prasasti tersebut :
  • Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
  • Sri Maharaja Rakai Panangkaran
  • Sri Maharaja Rakai Panunggalan
  • Sri Maharaja Rakai Garung
  • Sri Maharaja Rakai Waruk
  • Sri Maharaja Rakai Pikatan
  • Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
  • Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
  • Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.
Kemudian dalam prasasti Kedu dijelaskan bahwa Rakai Panangkaran menggantikan Raja Sanjaya. Kekuasaan Panangkaran kemudian berakhir pada tahun 778 Masehi dan digantikan Sri Sanggrama Dhanajaya (nama gelar), kemudian Kerajaan Mataram Kuno sepenuhnya dikuasai oleh Dinasti Syailendra. Selanjutnya, pada tahun 778-856 terjadi silih berganti kekuasaan antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra dengan pusat yang berbeda-beda yakni di Utara dan Selatan Pulau Jawa. 
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno mengandalkan sektor pertanian, hal ini dikarenakan banyak terdapat sungai di kerajaan ini. Menurut prasasti Purworejo yang ber angka tahun 900 masehi disebutkan bahwa saat Raja Belitung berkuasa ia mendirikan pusat perdagangan yang bertujuan untuk mengembangkan sektor pertanian dan perdagangan. Kemudian pada prasasti Wonogiri yang ber angka tahun 903 Masehi menceritakan tentang kelancaran lalulintas di Sungai Bengawan Solo yang merupakan kunci untuk membuka hubungan dengan dunia luar dan mengembangkan sektor perekonomian. Pengembangan perekonomian tersebut bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Kerajaan Mataram Kuno.
Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Berikut ini raja-raja yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno, antara lain :
  1. Raja Sanjaya - Pendiri Kerajaan
  2. Raja Rakai Panangkaran
  3. Raja Rakai Panunggalan atau Dharanindra
  4. Raja Rakai Warak atau Samaragrawira
  5. Raja Rakai Garung atau Samaratungga
  6. Raja Rakai Pikatan
  7. Raja Kayuwangi atau Dyah Lokapa
  8. Raja Rakai Watuhumalang
  9. Raja Mpu Daksa
  10. Raja Rakai Layang Dyah Tulodong
  11. Raja Rakai Sumba Dyah Wawa
  12. Raja Mpu Sindok
  13. Raja Sri Lokapala
  14. Raja Makuthawangsawardhana
  15. Raja Dharmawangsa Teguh - berakhirnya Kerajaan Mataram Kuno
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno dimulai ketika Balaputradewa diusir dari kerajaan oleh Rakai Pikatan, kemudian ia pergi ke Sumatera untuk memperoleh perlindungan raja disana. Pengusiran tersebut membuat Balaputradewa dendam dan setelah ia menjadi raja Kerajaan Sriwijaya permusuhan dimulai. Permusuhan antara kedua kerajaan kemudian berlanjut ke generasi-generasi selanjutnya. Permusuhan antara dua kerajaan ini juga dipicu ketika terjadi persaingan dalam menguasai perdagangan khususnya di Asia Tenggara. Permusuhan berlanjut ketika kerajaan Mataram Kuno pusatnya sudah di Jawa Timur, ditandai dengan serangan Sriwijaya. Peperangan tersebut berhasil dimenangkan oleh Mpu Sindok (Raja Mataram saat itu). 

Pada saat Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh (cicit Mpu Sindok), pertempuran antara kerajaan ini dengan Sriwijaya kembali terjadi. Sriwijaya kembali menggempur Mataram, serangan tersebut dapat dipatahkan dan dimenangkan oleh pihak Dharmawangsa. Bukan cuma Sriwijaya yang melakukan serangan ke Mataram, Raja Dharmawangsa juga pernah menyerang ke ibu kota Kerajaan Sriwijaya. Kemudian keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno terjadi pada tahun 1016, saat itu terjadi kelengahan yakni istana kerajaan diserang oleh Aji Wurawari, ia merupakan sekutu dari Kerajaan Sriwijaya. Pada serangan tersebut Raja Dharmawangsa berhasil dibunuh dan kehancuran mataram pun terjadi. 

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget