Maret 2018



5. Kerajaan Singosari
Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia membantu para brahmana Kediri melawan Raja Kertajaya. Setelah menang perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung. Maka muncul kerajaan baru, Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain:
1) Ken Arok (1222–1227)
Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat dirinya terkenal dan harum. Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia diberi gelar  Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat sebuah dinasti baru bernama Girindrawangsa. Ken Arok menganggap bahwa dirinya adalah keturunan Dewa Syiwa.
Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung. Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa  itu, Ken Dedes sedang mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir bernama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki empat anak. Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi.
Perlakuan Ken Arok terhadap Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga. Anusapati bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang membunuh ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah kekuasaannya di Singsari.
2) Anusapati (1227–1248)
Anusapati akhirnya menjadi raja Singasari menggantikan Ken Arok, namun tidak berhasil membuat kemajuan Kerajaan Singasari. Anusapati mempunyai kegemaran mengadu ayam. Ia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan nasib rakyatnya. Anusapati juga dibunuh dengan keris Mpu Gandring. Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang dendam atas terbunuhnya Ken Arok.
3) Tohjaya (1248 M)
Tohjaya naik tahta kerajaan dan hanya bertahan satu tahun, ini diakibatkan serangan dari Ranggawuni (anak dari Anusapati) yang dibantu Mahisa Cempaka.
4) Ranggawuni (1248–1268) 
Ranggawuni naik tahta mengganti Tohjaya. Ia bergelar Sri jaya Wisnuwardhana. Dalam memerintah, Ranggawuni didampingi oleh Mahisa Cempaka (anak dari Mahisa Wong Ateleng). Sepeninggal Ranggawuni, kekuasaan digantikan oleh puteranya yang bernama Kertanegara.
5) Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan. Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana. Kertanegara bercita-cita mempersatukan seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah kerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala
Untuk mewujudkan cita-citanya, Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut. 
  1. Mengganti sejumlah pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita besarnya.
  2. Mempembarui sistem pemerintahan. Ia membentuk penasihat raja yang terdiri atas Rakyan I Hino, Rakyan I Sirikan, dan Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan Rakyan Kanjuruhan.
  3. Menaklukkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat, dan Maluku, serta melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.
  4. Mempererat hubungan dengan luar negeri, misalnya dengan negara Campa.
Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina giat memperluas wilayah kekuasaan. Singasari termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan. Kaisar Kubilai Khan mengirim seorang utusan kepada Kertanegara. Tujuannya agar Singasari mau mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara dengan tegas menolak permintaan itu. Akibatnya, Kubilai Khan sangat marah dan mendatangkan pasukan dari Cina. T1292 M, pasukan Singasari dikerahkan menghadapi kekuatan bangsa Cina. Secara bersamaan, datang serangan dari Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang). Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari, dan Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara dikubur di Candi Singasari. Lalu, bagaimana nasib
RRaden Wijaya bersama pengikutnya, yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi menyelamatkan diri ke Madura. Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara yang mereka cari. Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari.



. Kerajaan Mataram Kuno
 Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Mataram Kuno. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 M, terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan dari kerajaan ini tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan prasasti tersebut, kerajaan bermula sejak masa  pemerintahan Raja Sanjaya yang diberi gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal juga mengungkap pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelum itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat secara bijaksana. Kerajaan ini kaya padi dan emas. Oleh sebab itu, Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa.
Description: 7 Kerajaan Bercorak Hindu Di Indonesia
Candi Prambanan
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno sangat banyak, diantaranya Candi Gedong Songo, kompleks candi Dieng, dan komplek Candi Prambanan. Kehidupan rakyat terbilang cukup makmur, dibuktikan banyaknya candi-candi.
4. Kerajaan Kediri
Pada 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin  Raja Airlangga. Ia memiliki tiga orang anak diantaranya Sanggramawijaya, Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Pada awalnya, Airlangga memberikan tahta kepada Sanggramawijaya. Tetapi, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia lebih memilih jalan hidup sebagai pertapa. Sanggramawijaya dijulukiRaja Sucian atau Dyah Kili Suci.
Description: 7 Kerajaan Bercorak Hindu Di Indonesia
Patung Airlangga diwujudkan sebagai Wisnu yang
sedang menunggang garuda.
Namun, Airlangga masih mempunyai 2 anak lainnya, dan ia pun membagi kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini bertujuan untuk menghindari perang saudara.
Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Tahun 1049, Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri.
  1. Bameswara /Kameswara I (tahun 1115–1130 M)
  2. Jayabaya (1130–1160 M)
  3. Sarweswara (1160–1170 M)
  4. Aryyeswara
  5. Gandra
  6. Srungga
  7. Kertajaya (1200–1222 M)
Kertajaya adalah raja terakhir Kerajaan Kediri. Ia dijuluki Dandhang Gendhis. Akhirnya, Kertajaya  terpaksa menyerahkan kerajaannya kepada Kerajaan Singasari (Ken Arok). Peristiwa itu menandai akhir dari riwayat Kerajaan Kediri.
Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang dituangkan tersebut mengalir menjadi Sungai Brantas.

Peninggalan Kerajaan Kediri berupa prasasti, antara lain:
  1. Prasasti Penumbangan (1120) 
  2. Prasasti Hantang (1135) 
  3. Prasasti Talan (1136)
  4. Prasasti Jepun (1144) 
  5. Prasasti Weleri (1169) 
  6. Prasasti Angin (1161)
  7. Prasasti Padlegan (1170) 
  8. Prasasti Jaring (1181)
  9. Prasasti Semandhing (1182)
  10. Prasasti Ceker (1185)
Peninggalan bidang kesusastraan di antaranya adalah:
• Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa
• Kresnayana  karya Mpu Triguna
• Samanasantaka karyaMpu Managuna
• Smaradahana  karya Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya  karya Mpu Panuluh
• Bharatayuda karyaMpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka  karya Mpu Tanakung.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget