2018



5. Kerajaan Singosari
Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia membantu para brahmana Kediri melawan Raja Kertajaya. Setelah menang perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung. Maka muncul kerajaan baru, Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain:
1) Ken Arok (1222–1227)
Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat dirinya terkenal dan harum. Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia diberi gelar  Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat sebuah dinasti baru bernama Girindrawangsa. Ken Arok menganggap bahwa dirinya adalah keturunan Dewa Syiwa.
Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung. Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa  itu, Ken Dedes sedang mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir bernama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki empat anak. Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi.
Perlakuan Ken Arok terhadap Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga. Anusapati bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang membunuh ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah kekuasaannya di Singsari.
2) Anusapati (1227–1248)
Anusapati akhirnya menjadi raja Singasari menggantikan Ken Arok, namun tidak berhasil membuat kemajuan Kerajaan Singasari. Anusapati mempunyai kegemaran mengadu ayam. Ia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan nasib rakyatnya. Anusapati juga dibunuh dengan keris Mpu Gandring. Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang dendam atas terbunuhnya Ken Arok.
3) Tohjaya (1248 M)
Tohjaya naik tahta kerajaan dan hanya bertahan satu tahun, ini diakibatkan serangan dari Ranggawuni (anak dari Anusapati) yang dibantu Mahisa Cempaka.
4) Ranggawuni (1248–1268) 
Ranggawuni naik tahta mengganti Tohjaya. Ia bergelar Sri jaya Wisnuwardhana. Dalam memerintah, Ranggawuni didampingi oleh Mahisa Cempaka (anak dari Mahisa Wong Ateleng). Sepeninggal Ranggawuni, kekuasaan digantikan oleh puteranya yang bernama Kertanegara.
5) Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan. Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana. Kertanegara bercita-cita mempersatukan seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah kerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala
Untuk mewujudkan cita-citanya, Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut. 
  1. Mengganti sejumlah pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita besarnya.
  2. Mempembarui sistem pemerintahan. Ia membentuk penasihat raja yang terdiri atas Rakyan I Hino, Rakyan I Sirikan, dan Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan Rakyan Kanjuruhan.
  3. Menaklukkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat, dan Maluku, serta melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.
  4. Mempererat hubungan dengan luar negeri, misalnya dengan negara Campa.
Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina giat memperluas wilayah kekuasaan. Singasari termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan. Kaisar Kubilai Khan mengirim seorang utusan kepada Kertanegara. Tujuannya agar Singasari mau mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara dengan tegas menolak permintaan itu. Akibatnya, Kubilai Khan sangat marah dan mendatangkan pasukan dari Cina. T1292 M, pasukan Singasari dikerahkan menghadapi kekuatan bangsa Cina. Secara bersamaan, datang serangan dari Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang). Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari, dan Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara dikubur di Candi Singasari. Lalu, bagaimana nasib
RRaden Wijaya bersama pengikutnya, yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi menyelamatkan diri ke Madura. Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara yang mereka cari. Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari.



. Kerajaan Mataram Kuno
 Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Mataram Kuno. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 M, terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan dari kerajaan ini tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan prasasti tersebut, kerajaan bermula sejak masa  pemerintahan Raja Sanjaya yang diberi gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal juga mengungkap pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelum itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat secara bijaksana. Kerajaan ini kaya padi dan emas. Oleh sebab itu, Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa.
Description: 7 Kerajaan Bercorak Hindu Di Indonesia
Candi Prambanan
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno sangat banyak, diantaranya Candi Gedong Songo, kompleks candi Dieng, dan komplek Candi Prambanan. Kehidupan rakyat terbilang cukup makmur, dibuktikan banyaknya candi-candi.
4. Kerajaan Kediri
Pada 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin  Raja Airlangga. Ia memiliki tiga orang anak diantaranya Sanggramawijaya, Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Pada awalnya, Airlangga memberikan tahta kepada Sanggramawijaya. Tetapi, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia lebih memilih jalan hidup sebagai pertapa. Sanggramawijaya dijulukiRaja Sucian atau Dyah Kili Suci.
Description: 7 Kerajaan Bercorak Hindu Di Indonesia
Patung Airlangga diwujudkan sebagai Wisnu yang
sedang menunggang garuda.
Namun, Airlangga masih mempunyai 2 anak lainnya, dan ia pun membagi kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini bertujuan untuk menghindari perang saudara.
Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Tahun 1049, Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri.
  1. Bameswara /Kameswara I (tahun 1115–1130 M)
  2. Jayabaya (1130–1160 M)
  3. Sarweswara (1160–1170 M)
  4. Aryyeswara
  5. Gandra
  6. Srungga
  7. Kertajaya (1200–1222 M)
Kertajaya adalah raja terakhir Kerajaan Kediri. Ia dijuluki Dandhang Gendhis. Akhirnya, Kertajaya  terpaksa menyerahkan kerajaannya kepada Kerajaan Singasari (Ken Arok). Peristiwa itu menandai akhir dari riwayat Kerajaan Kediri.
Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang dituangkan tersebut mengalir menjadi Sungai Brantas.

Peninggalan Kerajaan Kediri berupa prasasti, antara lain:
  1. Prasasti Penumbangan (1120) 
  2. Prasasti Hantang (1135) 
  3. Prasasti Talan (1136)
  4. Prasasti Jepun (1144) 
  5. Prasasti Weleri (1169) 
  6. Prasasti Angin (1161)
  7. Prasasti Padlegan (1170) 
  8. Prasasti Jaring (1181)
  9. Prasasti Semandhing (1182)
  10. Prasasti Ceker (1185)
Peninggalan bidang kesusastraan di antaranya adalah:
• Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa
• Kresnayana  karya Mpu Triguna
• Samanasantaka karyaMpu Managuna
• Smaradahana  karya Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya  karya Mpu Panuluh
• Bharatayuda karyaMpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka  karya Mpu Tanakung.

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda


Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini menjadi satu tonggak utama bangkitnya semangat para pemuda Indonesia untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah sebuah “produk” yang muncul dari pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua yang dilangsungkan 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Kongres tersebut dilaksanakan di dalam tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll.
Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Turut hadir juga 2 perwakilan dari Papua yakni Aitai Karubaba dan Poreu Ohee.
Rapat pertama berlangsung pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Pada saat itu ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap jika kongres yang digelar tersebut dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda Indonesia. Di rapat ini juga salah satu sastrawan bernama Muhammad Yamin memaparkan uraian tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua diselenggarakan satu hari setelahnya. Pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, kongres diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Di kongres kali ini, para peserta membahas masalah pendidikan. Pada saat itu kedua pembicara yang merupakan tokoh pendidikan Indonesia pada saat itu, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro mengatakan jika seorang anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, dan harus mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, mereka juga menyoroti jika seorang Anak harus dididik secara demokratis.
Pada rangkaian rapat terakhir yang sekaligus menjadi penutup Kongres Pemuda Kedua, para peserta berkumpul di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Pada saat itu, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri: hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup, lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan. Atas saran Sugondo kepada Supratman, lagu tersebut dimainkannya hanya dengan alat musik biola saja. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta.
Kongres akhirnya ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres yang ditulis oleh Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.
Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indon

Susunan Panitia dan Acara Kongres Pemuda II Tahun 1928

Pemuda Yamin yang menjadi wakil Jong Soematra Bond dalam kepanitiaan Kongres Pemuda II menduduki jabatan sekretaris. Saat itu, usia M. Yamin 25 tahun dan sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Tingkat I. Panitia Kongres Pemuda II ini tersusun pada bulan Juni 1928. Semangat satu bangsa tergambar dari kepanitiaan yang terdiri dari wakil-wakil perkumpulan pemuda.
Susunan Panitia Kongres Pemuda II Tahun 1928
Ketua : Sugondo Djojopuspito (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)
Wakil Ketua : Djoko Marsiad (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Muh Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : Kotjosungkono (Pemuda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : J. Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rohjani (Pemuda Kaum Betawi)
Acara Kongres Pemuda II Tahun 2008
Kerapatan (Kongres) Pemoeda-Pemoeda Indonesia
di Weltevreden (Jakarta)
27 – 28 Oktober 2008
Rapat Pertama
27 Oktober, malam Minggoe
7.30 – 11.30 di gedoeng Katholike Jongelingen Bond, Walterlooplein
1. Memboeka kerapatan oleh Toean Soegondo
2. Menerima salam dan menhoekai kerapatan.
3. Dari hal Persatoean dan Kebangsaan Indonesia, oleh Moeh. Yamin
Rapat Kedoea
(28 Oktober 1928, hari Minggoe 8 – 12 Ost Java Bioscoop, Koningsplein Noord) Membitjarakan perkara pendidikan oleh :
Poernoemoewoelan
S. Mangoensarkoro
Djokosarwono
Ki Hadjar Dewantoro
Rapat Ketiga
(28 Oktober 1928 malam Senen 5.30 – 7.30 di gedoeng Indonesisch Clubhuis Kramat 106)
1. Arak-arakan pandoe (Padvinderij 17.30 – 19.30)
2. Dari hal pergerakan Pandoe oleh T. Ramelan
3. Pergerakan Pemoeda Indonesia dan Pergerakan Pemuda di tanah loearan oleh T Mr Spenario
4. Mengambil kepoetoesan
5. Menoetoep kerapatan.esia.



Perkembangan pergerakan nasional indonesia (Periode Awal Perkembangan)
  1. 1. SEJARAH Kelompok 1 : Tiara Annisa Irdanela Delfitri Yanti Sintia Kartika Sari Irfandy Aprilliano Tsurayya Zahirah Jufri Isradia Redessa Cici Catrina Annisa Ramadani Linda Wahyuni Sisca Angelia Wardhini
  2. 2. PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA I. Periode Awal Perkembangan II. Periode Nasionalisme Politik TENTANG :
  3. 3. A. PERIODE AWAL PERKEMBANGAN Budi Utomo (BU) Sarekat Islam (SI) Muhammadiyah
  4. 4. 1. BUDI UTOMO (BU) Didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, Budi Utomo menjadi organisasi modern pertama yang memberikan inspirasi kepada kaum nasionalis lainnya untuk berjuang dengan basis organisasi modern. Oleh karena itu, tanggal kelahiran organisasi ini, yaitu tanggal 20 Mei, digunakan untuk memperingati hari kebangkitan nasional.
  5. 5. TOKOH-TOKOH DI BUDI UTOMO : Ø Dr. Wahidin Soedirohoesodo (Pelopor) Ø Dr. Sutomo Ø Mahasiswa STOVIA : - Goenawan Mangoenkoesoemo - Soeraji Ø R. T. Tirtokusumo 1. BUDI UTOMO (BU)
  6. 6. 1. BUDI UTOMO (BU) TUJUAN DAN VISI MISI DIDIRIKAN ORGANISASI : Tujuan BU adalah mrmajukan pengajaran dan kebudayaan dengan bisang-bidang meliputi : § Pengajaran § Pertanian, peternakan,dan perdagangan § Teknik dan industri § Kebudayaan
  7. 7. 1. BUDI UTOMO (BU) JENIS ORGANISASI : Ø Organisasi bersifat Kooperatif dan nonpolitik
  8. 8. 1. BUDI UTOMO (BU) STRATEGI PERGERAKAN : Pada tanggal 20 Mei 1908 Sutomo dan kawankawannya mendirikan suatu perkumpulan yang diberinama Budi Utomo di Jakarta. Kongres pertama pada bulan oktober 1908 berhasil memilih Adipati Tirtokusumo sebagai ketua dan Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketua. Perkumpulan ini bergerak dibidang sosial, pendidikan, pengajaran dan budaya. Budi Utomo juga ikut mendukung pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat).
  9. 9. 2. SAREKAT ISLAM (SI) Sarekat Islam (SI) merupakan gerakan nasionalis, demokratis, dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif. Bernama awal adalah Serikat Dagang Islam (SDI) kemudian diubah menjadi Sarekat Islam (SI) Dasar pendirian SDI adalah : 1. agama, yaitu agama islam 2. Ekonomi, yakni menghimpun dan memperkuat kemampuan para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa dan India.
  10. 10. 2. SAREKAT ISLAM (SI) TOKOH – TOKOH SAREKAT ISLAM (SI) : Ø H. Samanhudi Ø HOS Cokroaminoto Ø Abdul Muis Ø Semaun Ø Darsono
  11. 11. 2. SAREKAT ISLAM (SI) TUJUAN DAN VISI MISI ORGANISASI 1. Memajukan perdagangan 2. Membantu para anggitanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan) 3. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi 4. Memajukan kehidupan agama Islam
  12. 12. 2. SAREKAT ISLAM (SI) JENIS ORGANISASI Ø Organisasi SI awalnya bersifat kooperatif, saat diadakan kongres SI nasional pertama yang hasilnya menunjukkan bahwa SI menjadi organisasi berhaluan politik meskipun dasarnya bukan partai politik.
  13. 13. 2. SAREKAT ISLAM (SI) STRATEGI PERGERAKAN di Solo muncul perkumpulan dagang islam dengan Haji Samanhudi sebagai pemimpinnya. Pengaruh pergerakan Sarekat Islam di masyarakat sangatkuat dan gtersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian tahun1930, Sarekat Islam mengalami kemerosotan akibat adanya berbagai pecahan dalam tubuh organisasi itu.
  14. 14. 3. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia. Bergerak di bidang keagamaan, pendidikan dan sosial.
  15. 15. 3. MUHAMMADIYAH TOKOH – TOKOH ORGANISASI Ø K.H Ahmad Dahlan Ø Abdul Karim Amrullah (Hamka)
  16. 16. TUJUAN DAN VISI MISI ORGANISASI 1. Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam 2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama islam 3. MUHAMMADIYAH
  17. 17. 3. MUHAMMADIYAH JENIS ORGANISASI Ø Organisasi bersifat nonpolitik dan kooperatif.
  18. 18. 3. MUHAMMADIYAH STRATEGI PERGERAKAN Muhammadiyah Merupakan organisasi yang bergerak pada bidang pendidikan dan sosial. Didirikan oleh KH. Achmad Dahlan pada 18 November 1912 di yogyakarta.Muhammadiyah juga mendirikan sekolah-sekolah seperti Standart School Suranatan. Bahkan pada saat sekarang,lembaga pendidikan Muhammadiyah sudah berkembang di seluruh Indonesia.
  19. 19. B. PERIODE NASIONALISME Indische Partij Gerakan Pemuda Gerakan Perempuan POLITIK
  20. 20. 1. INDISCHE PARTIJ (IP) Indische Partij (IP) didirikan di Bandungpada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
  21. 21. 1. INDISCHE PARTIJ (IP) TOKOH-TOKOH ORGANISASI Ø Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo) Ø Dr. Cipto Mangunkusumo Ø Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro) Ø R.M Soen Ø F. Berding Ø G.L Topee Ø J. Vermaesen
  22. 22. 1. INDISCHE PARTIJ (IP) TUJUAN DAN VISI MISI ORGANISASI Melancarkan aksi kritikan terhadap pemerintah Belanda untuk menca[pai kebebasan Indonesia.
  23. 23. 1. INDISCHE PARTIJ (IP) JENIS ORGANISASI Indische Partij adalah sabuah partai politik pertama.
  24. 24. 1. INDISCHE PARTIJ (IP) STRATEGI PERGERAKAN Indische Partij Douwes Dekker , Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Sryaningrat adalah tiga tokoh pendiri Indische Partij (1912). Tujuan partai ini untuk mempersiapkan kehidupan bangsa indonesia yang merdeka.
  25. 25. 2. GERAKAN PEMUDA Gerakan pemuda yang pertama adalah Tri Korodarmo yang didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, dkk di gedung STOVIA Jakarta pada tahun 1915. tri Korodarmo merupakan cikal bakal Jong Java. Setelah itu, ada juga organisasi pemuda yang cukup besar dari Sumatera bernama Jong Sumatranen Bong. Juga ada, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes, dan Sam Ratulangi. Gerakan pemuda inilah juga yang erupakan dasar terbentuknya sumpah pemuda.
  26. 26. 2. GERAKAN PEMUDA GERAKAN PEMUDA DI INDONESIA : 1. Trikoro Darmo 2. Jong java 3. Jong Sumateranen Bond 4. Jong Ambon 5. Jong Minahasa 6. Jong Celebes 7. Sam Ratulangi
  27. 27. 2. GERAKAN PEMUDA TUJUAN DAN VISI MISI ORGANISASI Secara keseluruhan tujuan para pemuda Indonesia yang tergabung dalam gerakan tersebut adalah untuk membuat Indonesia Raya tanpa adanya campur tangan negara lain. Tujuan inilah yang akhirnya membuat Sumpah Pemuda terbentuk. Bunyi sumpah pemuda : “bertanah air satu, yaitu tanah air Indonesia, berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu, yaitu bahasa Indonesia.”
  28. 28. 2. GERAKAN PEMUDA TAMBAHAN KETERANGAN TENTANG GERAKAN PEMUDA : Kongres Pemuda Kongres Pemuda I diadakan tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta, Batavia yang dipimpin oleh Moh. Tabrani dari Jong Java. Tujuannya membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan, dan mempererat hubungan semua perkumpulan pemuda kebangsaaan. Kongres Pemuda II ialah pemuda Indonesia dan PPPI yang berinisiatif untuk melaksanakan kongres. Halterpenting dalam Kongres Pemuda II adalah disetujui usul resolusi yang dirancang oleh M. Yamin yakni SumpahPemuda yang berisi satu bangsa, satu nusa, dan satu bahasa Indonesia.
  29. 29. 2. GERAKAN PEREMPUAN Kondisi perempuan Indonesia pada zaman pertengahan abad ke 19 masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kaum lelakinya. Sekolah-sekolah yang ada pada saat itu hanya membuka kesempatan bagi kaum lelaki. Keadaan ini membuat anak seorang bupati Jepara bernama R.A Kartinni menuangkan pemikirannya dalam tulisan tentang kondisi perempuan pada masa tersebut.
  30. 30. TOKOH GERAKAN WANITA : Raden Ajeng Kartini Stella Zeehandelar Profesor F.K Anton J.H Abendanon 2. GERAKAN PEREMPUAN
  31. 31. 2. GERAKAN PEREMPUAN ORGANISASI PEREMPUAN : 1. Perkumpulan Keoetamaan Istri 2. Sekolah Kartini 3. Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) 4. Perkumpulan Pemberantasan Perempuan dan Anak (P4A)
  32. 32. 2. GERAKAN PEREMPUAN TUJUAN GERAKAN PEREMPUAN : Secara umum, tujuannya adalah untuk persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Perjuangan yang diperjuangkan oleh R.A Kartini juga dikenal dengan sebutan emansipasi

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget